KOMINFO, Pinrang — Revolusi Industri 4.0 atau yang lebih dikenal sebagai revolusi industri keempat menimbulkan kegamangan bagi banyak pihak soal pekerjaan manusia yang akan digantikan teknologi terkini, termasuk dalam sistem birokrasi pemerintahan.
Hal inilah menjadi dasar dari Pemerintah Kabupaten Pinrang menggelar Seminar dan Lokakarya (Semiloka) berjudul “Dampak Revolusi Industri 4.0 Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Era Distruptive.
Semiloka ini termasuk dalam rangkaian HUT Pinrang ke 59 tahun 2019. Semiloka ini menghadirkan Narasumber Prof. Dr. Ir M. Syamsul Maarif, M. Eng, Dipl. Ingat, DEA Guru Besar Manajemen Perubahan dan Inovasi Sekolah Bisnis IPB Bogor, dan dihadiri Bupati Pinrang Aslam Patonangi, Bupati Terpilih Irwan Hamid, Wakil Bupati Terpilih H. Alimin, penjabat Sekda Pinrang H. Islamuddin, serta para pimpinan OPD dan ratusan peserta dari berbagai instansi, organisasi dan profesi, yang digelar di Aula Kantor Bupati Pinrang, Kamis (14/2/2019).
Dalam sambutannya Bupati Pinrang Aslam Patonangi mengingatkan seluruh aparatur dan masyarakat untuk siap menghadapi Revolusi InsIndus 4.0 ini. Kata Aslam kesiapan SDM dan perangkat harus dilakukan sejak sekarang karena tantangan revolusi industri keempat ini menimbulkan ketakutan bagi banyak pihak soal pekerjaan manusia yang akan digantikan teknologi terkini,
” Bagaimanapun kita harus siap, dan tantangan di pemerintahan akan semakin besar dari waktu kewaktu dalam implementasi revolusi industri 4.0, saya harap semua siap dari sekarang,” ungkap Aslam.
Sementara pada pemaparan materinya, Prof Syamsul Maarif mengibaratkan pinrang adalah sebuah pesawat, Pemerintah dalam hal ini Bupati sebagai pilot dan organisasi perangkat daerah adalah penumpang dengan tujuan yang direncanakan melalui Bappeda. Kata Prof Syamsul, Perumpamaan itu merupakan gambaran sebuah sistem yang harus dilaksakan untuk menuju sebuah era revolusi industri 4.0,” Saya yakin Bupati Pinrang dan Bupati Terpilih telah siap menghadapi era perubahan ini dengan baik, dengan mempersiapkan integrasi proses komputasi, jejaring dan link,”!ungkapnya.
Prof. Syamsul, menceritakanjika Pada awalnya, istilah Revolusi Industri 4.0 berasal dari sebuah proyek strategis teknologi canggih Pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pada semua pabrik di negeri itu. Revoluasi Industri 4.0 ini kemudian dibahas kembali pada 2011 di Hannover Fair, Jerman. Pada Oktober 2012, Working Group on Industry 4.0 memaparkan rekomendasi pelaksanaan Revolusi Industri 4.0 kepada Pemerintah Federal Jerman. (*)