KOMINFO, Pinrang – Pemerintah Predaktur Isikawa Jepang mengirim Delegasi Bidang Invesntasi dan Pengembangan Teknologi Pertanian untuk melakukan Silaturrahmi dan studi tiru ke Kabupaten Pinrang, Rabu (12/9).
Hali ini dimaksudkan untuk menjajaki kerjasama bidang pertanian antara Pemerintah Provinsi Sulawesi selatan dan Pemerintah Predaktur Isikawa Jepang.
Rombongan ini dipimpin oleh Naoto Adachi (Planning Group Leader), Hideki Nagahata dan Kenichi Okada bersama dengan perwakilan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Kementerian Pertanian.
Maksud utama dari kunjungan ini adalah untuk mengetahui teknologi alat tanam padi yaitu alat tanam benih langsung (tabela) serta menjajaki peluang kerjasama untuk mempelajari mekanisme alat tanam padi dan transfer teknologi.
Kunjungan yang berlangsung sehari tersebut diisi dengan diskusi dan saling tukar pengalaman di Ruang Rapat Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Pinrang dilanjutkan kunjungan lapang. Pemaparan dari Tim Jepang mengatakan bahwa Trend SDM yang bekerja disektor pertanian khususnya padi di Jepang dan di Indonesia hampir sama.
Di Jepang secara umum sudah terjadi pergeseran minat pemuda yang lebih tertarik bekerja disektor industri manufaktur daripada bertani, sehingga SDM yang bekerja di sektor pertanian saat ini semakin berkurang dan berusia diatas 45 tahun.
Usaha untuk menarik minat pemuda bertani, perlu ada upaya agar pekerjaan bertani lebih menarik, penghasilan yang terjamin dan dukungan berbagai pihak mulai dari lingkungan tempat pertanian, pemerintah dan swasta serta perbankan.
Untuk ini jepang menawarkan kerjasama ke pemerintah Kabupaten Pinrang melalui Gubernur Sulawesi Selatan dalam pengembangan alat tanam padi.
Kepala Dinas Pertanian, Andi Tjalo Kerrang didampingi Kepala Bidang Tanaman Pangan mengungkapkan bahwa Tim Delegasi Jepang ini sangat tertarik dengan potensi yang ada di Pinrang.
“Tadi mereka menyampaikan bahwa ada potensi yang besar untuk kerja sama di bidang pertanian, khususnya di Pinrang ini. Salah satunya terkait dengan kerja sama bidang teknologi alat tanam. khususnya perbaikan mutu alat yang dapat lebih memudahkan penggunaannya. Tapi setelah mereka melihat alat tanam yang kita gunakan yang terbuat dari pipa paralon, mereka justru kagum. Mereka mengakui kreativitas yang kita miliki. Hanya dengan alat-alat sederhana, kita bisa menciptakan alat tanam yang sangat berguna” papar Andi Tjalo.
Dalam kunjungannya ke Patampanua untuk melihat langsung penggunaan “Calere”, tim delegasi Jepang justru mengungkapkan kekaguman dengan alat tersebut.
Dijelaskan Naoto Adachi bahwa kreativitas petani di Pinrang sangat luar biasa. Hanya bermodalkan alat sederhana, mampu menciptakan rangkaian alat yang sangat berguna. Namun mereka menawarkan bahwa meskipun alat “calere” sudah sangat memudahkan, tapi akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan mesin, sehingga dalam pengoperasiannya nantinya, petani tidak perlu menariknya secara manual.(*/Distanhorti)